Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buat Cerita Lebih Hidup Lewat Pengembangan Narasi dan Dialog

Kebanyakan author pemula lebih akrabnya penulis pemula, terlampau kesulitan dalam menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu lewat narasi. Ada yang bisa mendeskripsikan sesuatu lewat narasi, walau sedikit dan ada juga yang tidak bisa mendeskripsikan lewat dialog. Begitu pun sebaliknya. Padahal, antara dialog dan narasi, bila dirancang dengan baik dan dengan porsi yang tepat, akan tercipta satu cerita menarik. 

Mengembangkan Cerita

Apabila seorang author kesulitan dalam mendeskripsikan sesuatu (entah itu ciri fisik, watak tokoh, suasana, latar, dan apa yang sedang terjadi dalam cerita) maka cerita akan terasa hambar, datar, dan tidak asyik tentunya. Untuk itu, perlu adanya ide, agar mampu mengembangkan cerita lebih hidup lagi. Salah satunya, lewat pengembangan narasi dan dialog.

Cara Buat Cerita Lebih Hidup

Bahas satu per satu dulu. Kita mulai dari narasi terlebih dahulu. Tujuan dibahas satu per satu, agar mudah untuk dipahami.

1). Narasi

Bagaimana sih? Cara mengembangkan narasi, agar cerita tampak menarik,  tidak monoton dan tentunya cerita lebih hidup? Mudah sebenaranya. Gambarkan saja setiap sesuatu mulai dari ciri dan watak tokoh sampai menghidupkan suasana lewat deskripsi latar tempat.

Pertama, penggambaran ciri dan watak tokoh

Mulailah dengan menyusun kalimat yang mudah dimengerti. Selanjutnya, tulis deskripsi tingkah laku, ciri fisik, sampai kelebihan atau bakat yang tokoh punya. Ciptakan fisik baru dan mudah tampak di alam pikran pembaca. Sehingga, cast untuk menggambarkan  ciri fisik tokoh tidak lagi dibutuhkan. Tantang diri untuk tidak menggunakan cast atau gambar apapun itu untuk membantu pendeskripsian. Terakhir baru dituliskan.

Lena membujuk Alya untuk datang ke rumahnya. Gadis berumur 16 tahun itu, sedikit gelisah sedari tadi. Sampai-sampai, tangan Alya menjadi korban kegelisahan Lena. Beruntung saja, Alya gadis yang penurut. Kalau sampai tidak, Lena dengan tinggi badan di bawah 150 sentimeter sudah habis di tangan Alya.

Nah, bagaimana? Bukankah terlihat menarik? Hanya bermodalkan beberapa kalimat saja, kita sudah bisa menggambarkan ciri fisik tokoh sekaligus wataknya. Watak Lena, dia orang yang tidak bisa sabar, sedangkan Alya sebaliknya. 

Lena berumur 16 tahun dengan tinggi badan di bawah 150 sentimeter. Selain tinggi badan, umur, bisa juga ciri fisik lainnya seperti rambut, bentuk wajah, bentuk hidung, mata, dan lain sebagainya.


Kedua, menghidupkan suasana lewat deskripsi latar tempat

Cara ini, bisa dibilang susah, bisa juga dibilang gampang. Cara mudahnya, pertama tinggal bayangkan seperti apa latar adegan yang akan dideskripsikan (bisa juga menggunakan bantuan gambar ilustrasi untuk memudahkan penulisan). Langkah kedua, deskripsikan sedetail mungkin. Terakhir, sering-seringlah berlatih.

2). Dialog

Pernah membaca dialog yang hambar? Tidak ada kesan yang timbul setelah membaca dialog tersebut. Itulah yang disebut dengan dialog hambar. Contohnya seperti di bawah ini.

“Ambilkan aku botol itu,” ucap Reza.

Ara menahan marahnya.

“Kamu jangan menyuruh terus.” Ara memberikan botol kepada Reza.

Ara berlari masuk ke dalam kelas. Meninggalkan Reza sendiri.

Di atas adalah contoh dialog yang hambar. Coba kita kembangkan lagi menjadi seperti pada contoh di bawah ini

“Ambilkan aku botol itu,” ucap Reza sambil menatap malas botol berwarna biru langit yang tergeletak di tanah.

Ara berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya. Reza memang sangat menyebalkan. Dia selalu memberi perintah seenaknya. Dia tidak tahu, kalau Ara sudah penat dengan sikap seperti itu.

“Kamu jangan menyuruh terus. Sekali-kali, lakukanlah sendiri!” Ara memberikan botol yang Reza minta. 

Mata bulat sayu milik gadis itu, tidak henti-hentinya menatap ke arah pemuda di hadapannya. Merasa amarah sudah mulai menyentuh ubun-ubun, Ara pun berlalu meninggalkan Reza di lapangan yang terpaku sambil menampilkan mimik bersalah.

Bagaimana? Menjadi lumayan menarik bukan?

Itulah tadi pembahasan mengenai Buat Cerita Lebih Hidup Lewat Pengembangan Narasi dan Dialog. Semoga bermanfaat dan mudah untuk dimengerti.

Sudahkah kamu membagikan sesuatu yang bermanfaat hari ini? Kalau belum, silakan bagikan tulisan ini kepada orang yang mungkin membutuhkannya. 

Posting Komentar untuk "Buat Cerita Lebih Hidup Lewat Pengembangan Narasi dan Dialog"